Menelusuri Babi Lokal Sumatera Utara
2014-11-04 06:40:19
I.� KABUPATEN NIAS
Ya�ahowu�
Kalau di daerah kami di Tanah Batak, terkenal dengan sapaan �Horas�, maka di Nias kami di sambut dengan sapaan �ya�ahowu�. Pulau seluas 5.625 km�, dengan penduduk 700.000 jiwa. Saat ini, Nias sudah di mekarkan menjadi 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yaitu : Kab. Nias; Kab. Nias Selatan; Kab. Nias Barat; Kab. Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli.
-Berangkat-
Rabu, 09 April 2014 pukul 14.00 wib Tim BPTU & HPT Siborongborong yang terdiri dari: Drh. Nometta, Prof. Pollung Siagian, M.Sc (berangkat dari Medan), Morina Dormasia, S.Pt;� Ir. Herti Tambunan dan Doharman Siburian berangkat dari BPTU & HPT Siborongborong menuju kota Sibolga. 3 (tiga) jam perjalanan dengan menggunakan mobil hingga sampai di Pelabuhan Sibolga. Jadwal keberangkatan kapal setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 21.00 wib menuju Pelabuhan Gunung Sitoli.
KMP. Belanak (Kapal Ferry) sudah menunggu kedatangan kami di dermaga Pelabuhan Sibolga sambil memuat penumpang dan truk barang yang akan menyeberangkan kami ke Pulau Nias. Kami mulai memasuki kapal dan menaiki tangga menuju lantai 2 (dua) dan memilih tempat tidur dengan bed 2 (dua) tingkat, cukup nyaman di bandingkan kursi class untuk kenyamanan perjalanan panjang sesampai di Gunung Sitoli.
Tidak begitu lama kita menunggu, pukul 21.15 wib terdengar suara pluit 3 (tiga) kali, kapal mulai start engine dan perlahan terasa bergerak meninggalkan dermaga. Kapal mulai meninggalkan Pelabuhan Sibolga membelah Samudera Hindia menuju Pulau Nias. Kami mulai beristirahat berusaha tidur pulas dalam perjalanan dari Pelabuhan Sibolga sampai Pelabuhan Gunung Sitoli yang memakan waktu � 10 (sepuluh) jam. Pagi harinya terbangun pada pukul 05.00 wib, sarapan dan berkemas mandi dan beranjak menuju buritan kapal. Sejauh mata memandang dari buritan kapal, yang tampak hanya lautan luas.
-Tiba Di Pulau Nias-
Pukul 06.30 wib, Pulau Nias mulai terlihat samar-samar dengan gemerlap lampunya yang indah kapal sudah mulai bergerak lambat dan mendekati dermaga Pelabuhan Gunung Sitoli. Pertama sekali menginjakkan kaki di Pulau Nias, senyum kami merekah memulai petualangan baru mencari Babi Lokal Nias.
Tiba di Pulau Nias, kita sudah di tunggu oleh
Prof. Pollung Siagian, M.Sc. di Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Gunung Sitoli. Di Dinas kita disambut oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Gunung Sitoli� Bpk. Eliyunus Waruwu, S.Pt dengan beberapa staff_nya. Tim BPTU & HPT Siborongborong menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan yang akan di lakukan di Pulau Nias.
Dengan berbekal informasi dan arahan Bpk. Eliyunus Waruwu, S.Pt menyangkut keberadaan dan karakteristik Babi Lokal Nias yang ada di sana, kita disarankan menuju beberapa desa di kecamatan Alo�oa di dampingi oleh beberapa staff dinas.
Perjalanan lebih kurang 1 (satu) jam menuju Kecamatan Alo�oa, kita disambut oleh Camat Bpk. Yarudin Zendrato, dengan pendampingan oleh Pak Camat kita mulai menyusuri Babi Lokal Nias di beberapa desa seperti Ora Hili, Nikoo Tano Dao.
Kantor Kecamatan Alo�oa
Disambut Oleh Bpk. Yarudin Zendrato (Camat Alo�oa)
���� Beberapa Babi Lokal Nias yang kami temui di lapangan secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut :
- ��� Liar dan Agresif;
- � � Ukuran Kepala Pendek;
- ��� Telinga Kecil dan Tegak;
- � � Mulut/Cungur Panjang Dan Runcing;
- ��� Punggung agak datar sampai sedikit Melengkung;
- ��� Perut Besar dan Turun;
- ��� Bulu Tebal dan Kasar terdapat pada Leher dan diatas Bahu (Pundak);
- ��� Babi Nias ada berwarna Putih dan berwarna Hitam bahkan Coklat;
- ��� Tinggi Badan 40 � 65 cm;
- ��� Panjang Badan 60 � 90 cm;
- ��� Lingkar Dada 62 � 94 cm;
- ��� Panjang Ekor 20 � 25 cm;
- ��� Berat Badan 25 � 50 kg;
- ��� Rata-Rata Banyaknya Anak 2 � 6 ekor/kelahiran;
- ��� Jumlah Puting Susu 4 � 6;
- ��� Sifat agresif;
Babi Lokal Nias
I.1�� Jenis Babi Lokal Nias
1.��� Babi Lokal Nias Berwarna Putih dengan Bercak Hitam.
2.��� Babi Lokal Nias Berwarna Hitam.
3.��� Babi Lokal Nias Berwarna Coklat.
I.2.� Perkandangan
Hampir semua ternak Babi Lokal Nias yang kita temui di Kecamatan Alo�oa, di pelihara secara intensif (berada di dalam kandang yang sederhana) yang terbuat dari bambu, papan dan ada pula yang sudah di semen (permanen) dengan ukuran yang bervariasi (1 m x 2 m).
I.3.� Pakan
Pakan babi yang di berikan adalah daun ubi jalar (bulu gowinasi) yang di cincang halus yang sebagian peternak mencampurnya dengan sedikit dedak dan kelapa yang di parut.�
I.4.� Harga Pasar
Babi Lokal Nias cukup di gemari, dengan pangsa pasar yang lumayan tinggi. Mengingat di Nias Ternak Babi di samping di minati oleh masyarakat untuk di konsumsi Ternak Babi juga merupakan bagian dari adat dalam meminang anak gadis orang Nias.
Babi Lokal Nias yang berumur 6 (enam) bulan mempunyai berat badan 12 � 15 kg di hargai dengan Rp. 500.000,- s/d Rp. 600.000,-/ekor. Babi Nias yang berumur 1 (satu) tahun mempunyai berat badan 25 � 35 kg dengan harga Rp. 800.000,- s/d Rp. 1.200.000,-. Uniknya, orang Nias memiliki timbangan/alat ukur berat badan yang khas disebut Avore. Alat inilah yang dipakai untuk mengetahui berat badan babi yang mau di jual.
Avore adalah Alat Ukur Khas di pakai untuk Ternak Babi
Pulang hampir 8 (delapan) jam tim melakukan pencarian Babi Lokal Nias, lega rasanya sudah berhasil mengumpulkan data dan dokumentasi. Saatnya pulang, kembali ke Pelabuhan Gunung Sitoli dan memasuki KMP. Belanak menuju lantai 2 (dua) dengan kamar yang sama seperti ketika berangkat dari Sibolga. Mengingat penyeberangan� 10 (sepuluh) jam yang akan di lalui, lebih baik rasanya berkemas untuk istirahat. Pukul 21.00 Wib terdengar Ttttooottt...ttttooootttt....ttooootttt...menandakan kapal mulai bergerak meninggalkan Pelabuhan Gunung Sitoli. Selamat tinggal Pulau Nias.....Dan esok paginya kami sudah sampai di Pelabuhan Sibolga dengan perjalanan menuju Siborongborong....
II.� KABUPATEN TOBASA
Pukul 11.30 wib tim sampai di Siborongborong, melapor ke kantor BPTU & HPT Siborongborong dan siang pukul 13.30 wib tim melanjutkan perjalanan menuju Balige Kab. Tobasa. Sebelum melakukan pencarian Babi Lokal Tobasa, tim terlebih dahulu makan siang. Jam menunjukkan 12.30 wib,� tim berkemas menelusuri keberadaan Babi Lokal Batak Tobasa.
Secara umum Babi Lokal Batak memiliki karakteristik sebagai berikut :
- ��� Badan Sedang;
- ��� Liar dan Agresif;
- ��� Ukuran Kepala Pendek;
- ��� Telinga Kecil dan Tegak;
- ��� Mulut/Cungur tidak terlalu Panjang dgn bentuk Runcing;
- ��� Punggung Sedikit Melengkung;
- ��� Perut Kendor;
- ��� Bulu Tebal dan Kasar terdapat pada Leher dan diatas Bahu (Pundak);
- ��� Babi Batak Tobasa berwarna Hitam/Abu Kehitamhitaman, pada sebagian Babi terdapat warna putih pada bagian dahi (mataniari), leher, perut dan ke 4 (empat) kaki;
- ��� Tinggi Badan 40 � 60 cm;
- ��� Panjang Badan 65 � 90 cm;
- ��� Lingkar Dada 65 � 90 cm;
- ��� Panjang Ekor 20 � 25 cm;
- ��� Rata-Rata Banyaknya Anak 8 � 10 ekor/kelahiran;
- ��� Berat Badan 40 � 60 kg;
- ��� Jumlah Puting 6-12
�Beberapa Babi Lokal Tobasa Yang Kami Temui
�II.1. Jenis Babi Lokal Tobasa
Babi Lokal Tobasa Berwarna Abu Kehitam-hitaman
Babi Lokal Tobasa Berwarna Hitam dengan bercak putih pada perut, leher, dahi dan ke 4 (empat) kaki
Babi Lokal Tobasa Berwarna Hitam
II.2. Perkandangan
Babi Lokal Tobasa pada umumnya dipelihara secara semi intensif, ternak babi di bebaskan berkeliaran dan malam harinya di masukkan ke kandang yang berada di bawah kolong rumah penduduk. Sebagian lagi ternak babi ini, di biarkan bebas berkeliaran sepanjang hidupnya, dan kembali ke halaman rumah hanya pada saat lapar dan di beri makan pada pagi dan sore hari saja. Selebihnya berteduh bahkan melahirkan, ternak babi ini berada di ladang penduduk.
II.3. Pakan
Pakan babi yang di berikan adalah daun ubi jalar (andor) yang di cincang halus yang sebagian peternak mencampurnya dengan sedikit dedak dan ubi kayu yang di parut dan dimasak.
II.4. Harga Pasar
Babi Lokal Tobasa cukup di gemari, dengan pangsa pasar yang lumayan tinggi. Masyarakat Batak tidak lepas dari ternak babi dalam setiap acar adat.
Babi Lokal Tobasa yang berumur 2 (dua) bulan mempunyai berat badan 7 � 10 kg di hargai dengan Rp. 350.000,- s/d Rp. 400.000,-/ekor. Babi Lokal Tobasa yang berumur 1 (satu) tahun mempunyai berat badan 30 � 60 kg dengan harga Rp. 35.000,- s/d 45.000/kg.
Hari sudah mulai petang, tim merasa lega sudah berhasil mengumpulkan data dan dokumentasi. Saatnya pulang, melepas lelah untuk persiapan petualangan berikutnya esok pagi ke Kabupaten Samosir.
III.� KABUPATEN SAMOSIR
Sesuai kesepakatan tim, keberangkatan ke Kabupaten Samosir pukul 06.00 wib. Titik kumpul di Hotel Parrona Siborongborong, tempat di mana Prof. Pollung Siagian menginap. Perjalanan Siborongborong menuju Kab. Samosir membutuhkan waktu � 3 � 4 jam dengan mengendarai mobil.
Pukul 11.15 wib tim tiba di Kec. Sianjur Mulamula Kab. Samosir, kita disambut oleh staf dari Dinas Peternakan Kab. Samosir yang selanjutnya memandu perjalanan kita menyusuri Babi Lokal Samosir.
Secara umum Babi Lokal Samosir memiliki karakteristik sebagai berikut :
- ��� Badan Sedang;
- ��� Liar dan Agresif;
- ��� Ukuran Kepala Pendek;
- ��� Telinga Kecil dan Tegak;
- ��� Mulut/Cungur tidak terlalu Panjang dgn bentuk Runcing;
- ��� Punggung Melengkung;
- ��� Perut Kendor;
- ��� Bulu Tebal dan Kasar terdapat pada Leher dan diatas Bahu (Pundak);
- ��� Babi Lokal Samosir berwarna Hitam; dan Abu Kehitamhitaman, pada ke 4 (empat) kaki berwarna putih;
- ��� Tinggi Badan 40 � 60 cm;
- ��� Panjang Badan 65 � 100 cm;
- ��� Lingkar Dada 60 � 100 cm;
- ��� Panjang Ekor 20 � 28 cm;
- ��� Rata-Rata Banyaknya Anak 6 - 8 ekor/kelahiran;
- ��� Jumlah Puting Susu 6 - 10;
- ��� Berat Badan 40 � 60 kg;
Beberapa Babi Lokal Samosir� Yang Kami Temui
III.1. Jenis Babi Lokal Samosir.
III.2. Perkandangan
Babi Lokal Samosir di Kecamatan Sianjur Mula-Mula Desa Aek Sipitu Dai ternak babi pada umumnya dipelihara secara extensif, ternak babi bebas berkeliaran disekitar pekarangan rumah penduduk. Menjelang malam hari, ternak berteduh di kolong rumah;�
Di desa Simarmata Kec. Simanindo Kab. Samosir ternak babi di pelihara dengan mengikat ternak babi tersebut dengan tali sepanjang 10 M di lapangan terbuka dan di buatkan kubangan.
�III.3. Pakan
Pakan babi yang di berikan adalah tidak jauh beda dengan Babi Lokal batak lainnya seperti daun ubi jalar (andor) yang di cincang halus yang sebagian peternak mencampurnya dengan sedikit dedak dan ubi kayu yang di parut dan dimasak. Sebagian penduduk ada juga yang memberikan sisa-sisa dapur berupa sayur dan nasi bekas.
III.4. Harga Pasar
Babi Lokal Samosir yang berumur 2 (dua) bulan mempunyai berat badan 7 � 10 kg di hargai dengan Rp. 350.000,- s/d Rp. 400.000,-/ekor. Babi Lokal Samosir yang berumur 1 (satu) tahun mempunyai berat badan 30 � 60 kg dengan harga Rp. 35.000,- s/d 45.000/kg.
Petualangan yang menyenangkan....3 (tiga) kabupaten sudah kita jalani dengan beragam Babi Lokal yang kita temui. Kabupaten Samosir memanjakan kami dengan pesona alamnya seperti objek wisata Aek Sipitu Dai, tanpa buang waktu kitapun sempatkan menikmati keindahan alam disana dan berpose sejenak. Matahari sudah mulai redup, awan hampir gelap, kami pun pamit pulang untuk kembali ke Siborongborong.
���
Terima Kasih
OLEH : MORINA DORMASIA, S.Pt
PENGAWAS BIBIT TERNAK MUDA BPTUHPT SIBORONGBORNG
�